Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Kebenaran yang Ada di Depan Mata (5) 



Kebenaran yang Ada di Depan Mata (5) 

0Rong Lei tidak tertarik pada Zhao Ke lagi saat ini. Dia mengambil barang bawaannya dan hendak pergi.     
0

Setelah perjalanan kali ini, dia tidak akan muncul di Kota B setidaknya selama lima tahun. Dia memiliki firasat bahwa orang-orang di belakang pasti akan menemukan cara untuk menghabisi Zhao Ke.     

Terlebih lagi, dirinya juga ikut andil dalam masalah itu, jadi dia harus segera pergi.     

Zhao Ke memeluk Rong Lei dari belakang. Suaranya terdengar serak, namun terselip sedikit kelembutan, "Rong Lei, apakah kamu benar-benar tega meninggalkanku?"     

Rong Lei menghentikan langkahnya. Saat Zhao Ke memeluknya seperti ini, dia kembali teringat akan awal kedatangan wanita itu di hidupnya. Masa lalu yang indah.     

Zhao Ke memang orang yang telah menariknya masuk ke dalam industri ini. Pada saat itu, tubuh muda Zhao Ke juga memberinya kesenangan. Hanya dalam waktu singkat, Zhao Ke menjadi seperti nikotin baginya. Dia telah kecanduan seks dan juga sulit untuk mengendalikannya. Dia hanya ingin tidur dengan Zhao Ke sepanjang hari, berhubungan seks dengannya siang dan malam tanpa henti.     

"Rong Lei, apakah kamu kehilangan ponselmu?" Zhao Ke melembutkan suaranya, "Jika kita tidak bisa melarikan diri, bawalah aku bersamamu."     

Zhao Ke mengatakan ini sambil mengencangkan pelukannya pada Rong Lei. Dia memeluk pria itu erat-erat.     

Rong Lei menghela napas. "Aku tidak berbohong padamu. Ponselku memang dicuri orang. Jadi Zhao Ke, atasi masalahmu sendiri. Aku tidak bisa membawamu pergi. Kamu tahu sendiri orang macam apa aku ini. Aku menjalani hidup dengan menipu wanita-wanita yang membutuhkan kepuasan. Pikirkan baik-baik, mana bisa aku membawamu ikut bersamaku?"     

Gigolo hanya bertindak kejam saat berada di atas ranjang, karena dia memang harus bertindak profesional. Padahal sifat aslinya belum tentu seperti itu. Sama halnya dengan Rong Lei. Meskipun dia memang gigolo yang menyebalkan, namun dia tetap memiliki sisi belas kasih seorang pria.     

"Rong Lei, apakah kita tidak punya jalan keluar jika kita tidak melarikan diri?" Suara Zhao Ke masih lembut, tetapi tatapannya dipenuhi dengan niat membunuh.     

Benar saja, Rong Lei kehilangan ponselnya. Jadi, siapa yang telah mengambil ponsel itu?     

Tapi, tak peduli siapa yang mencuri ponselnya, yang penting Rong Lei harus mati.     

Dulu, Zhao Ke memang tidak bisa bertindak sendiri, namun sekarang tidak ada waktu lagi untuk mencari bantuan orang lain. Jika dia terlambat sedikit saja, Rong Lei akan melarikan diri.      

Andaikata Rong Lei ditemukan orang lain, hidup Zhao Ke yang akan langsung berakhir.     

Siapa pun yang menghalangi jalannya harus mati!     

Zhao Ke mengeluarkan pisau yang disembunyikan di tangannya. Dia bersiap menusuk punggung Rong Lei dengan pisau itu hingga menembus ke jantungnya. Namun, dia berujar dengan suara yang lembut, "Rong Lei, aku tidak mau berpisah denganmu."     

Rong Lei tidak tahu bahwa kematiannya sudah dekat. Dia tersenyum dan berkata, "Apakah seks barusan membuatmu puas? Menurutlah, mari kita lanjutkan lagi sesudah aku kembali."     

Kembali?     

Zhao Ke tertawa kecil dan menempelkan bibirnya ke telinga Rong Lei. "Rong Lei, kamu tidak akan kembali."     

Rong Lei hendak mengatakan sesuatu, namun diam-diam sebuah pisau tajam sudah menusuk kulit, daging dan akhirnya menembus jantungnya…     

Jantungnya tiba-tiba menyusut! Rasa sakit dan nyeri bercampur jadi satu.     

Dia menundukkan kepalanya dan melihat dadanya berdarah tanpa henti. Darah itu membasahi pakaiannya, menetes setetes demi setetes.     

Dia ingin memberontak, namun wanita di belakangnya itu memeluknya semakin erat.      

"Rong Lei, aku tidak pernah menduga kalau kamu akan mengalami hari seperti hari ini!" Zhao Ke memeluknya dan tertawa menggila. "Ketika kamu menghancurkanku, tak disangka… ternyata kamu juga akan mati di tanganku!"     

Pisau di tangan Zhao Ke bergerak maju lebih ke dalam, sedalam cintanya pada Rong Lei.      

Raut wajah Zhao Ke berubah menakutkan. "Pria-pria yang memperlakukanku sebagai objek pelampiasan nafsu tidak akan berakhir dengan baik!"     

Rong Lei hanyalah hewan peliharaan yang Zhao Ke besarkan, tidak lebih dari itu. Namun, berani-beraninya pria itu memperlakukannya seperti ini?     

Zhao Ke tersenyum dingin dan menggila. Dia menggunakan pisau di tangannya untuk menikam Rong Lei lebih dari sepuluh kali… menghancurkannya hingga berkeping-keping.     

Rong Lei jatuh ke dalam kubangan darah. Kedua kakinya kejang-kejang tanpa henti, dan matanya juga terbelalak melebar.     

Seluruh tubuhnya berlumuran darah. Darah merah terang itu perlahan mengalir ke kaki Zhao Ke.     

Dia menatap pria itu tanpa ekspresi di wajahnya.     

Tidak ada rasa takut, tidak ada rasa ngeri... karena dia telah mengalami sesuatu yang lebih mengerikan dari ini.     

Sekarang, dia hanya perlu menghapus bukti dan pergi dari sini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.